Kamis, 15 September 2016

Curhatan Hari Ini



mengalami masa transisi sungguh tidak mengenakkan. perubahan-perubahan yang terjadi memaksa kita untuk merubah sikap kita. terkadang sedikit menambah stress yang ada. jika tidak bisa mengatasi bisa-bisa jadi gila. tapi masa transisi itu baik. memaksa kita untuk menjadi yang lebih baik. memikirkan perubahan-perubahn itu agat kita bisa beradaptasi dengan perubahan baru. tapi tetap saja membuat ku kebingungan dengan perubahan-perubahan ini. menyedihkan.

perubahan ini membuatku marah. terkadang sih. tidak selalu. marah dengan sikapku yang terkadang labil. apa yang kumau dan apa yang harus ku lakukan bertolak belakang. membuatku frustasi dan marah. suatu saat aku menganggap masalah yang terjadi wajar, tapi disaat yang lain masalah itu membebani.

tenang. seharusnya aku harus bisa lebih tenang. sabar. aku harus lebih sabar dengan diriku sendiri baru bersabar untuk orang lain. tenang. saat semuanya terkendali, tidak akan muncul stressor yang berarti.

Sabtu, 23 Juli 2016

Aku Terpuruk

Hasil gambar untuk kesepian animasi

Rasanya baru beberapa hari yang lalu aku mengatakan bahwa aku tak masalah dengan kesendirianku. Tapi hari ini aku menangis tesedu karena kesepianku.
Aku menangis melihat sebuah kalimat di dalam film yang baru aku tonton. adegan film itu sebenarnya tak begitu menyedihkan. Tapi kalimat yang di ucapkan oleh pemain film itu yang membuatku menangis.
"aku kesepian... kesepian..." setelah mendengar kalimat itu aku menangis. Menyaari sebenarnya aku erbohong dengan mengatakan "aku tak masalah dengan kesendirianku"
Sendirian dan Kesepian sangatlah berbeda. Aku tak mengakui atau lebih tepatnya aku tak mau mengakui kalau aku kesepian. Aku memendam kesepianku di lubuk hati ku, terpendam dalam alam bawah sadarku. Dan ketika aku menemukan sesuatu yag berhubungan dengan "Kesepian" hal itu muncul merobohkan temboh pertahananku. menjebolnya hingga mataku tak sangup menahan tangisan.
Aku benar-benar kesepian. Aku punya teman, tapi tak ada yang peduli. Aku punya saudara tapi tak ada yang mengerti diriku. Padahal, aku sudah berusaha mengerti mereka. Merasakan setiap keluhan mereka sehingga setidaknya aku dapat membantu. Tapi tak ada perubahan terhadap rasa perhatian mereka terhadapku.
Sudahlah, aku tak masalah. Aku sedih, tapi tak tau harus melakukan apa. berusaha merubah keadaan, tapi tak berhasil. Ingin marah, tapi percuma. Percuma......

Kamis, 21 Juli 2016

Kesendirianku


Aku duduk sendiri di depan ruang  Administrasi kampus. Berteduh dari hujan yang turun disore hari. Menikmati hembusan angin dan suara rintikan hujan. Ahh.. aku menikmati kesendirianku. Kutatap langit mendung. Hatiku tak semendung itu. Aku merasa baik-baik saja meski sendiri. Untuk saat ini aku tak merasa kesepian. Kesunyian di sore hari ini membuatku nyaman. Hanya untuk kali ini, aku bahagia jika sendiri.

Kesendirian bukan berarti Kesepian. Ketika perasaan bahagia, damai, dan tenang, kesendirian menjadi lebih menyenangkan. Meskipun beberapa orang lebih suka membagi perasaan mereka, terkadang meluangkan waktu sedikit untuk diri sendiri itu sehat. Merenungi apa yang sudah terjadi, mensyukuri kebahagiaan yang didapat, Tak ada yang salah dengan kesendirian. Karena Kesendirian terkadang tidak menciptakan perasaan Kesepian.

Jumat, 15 Juli 2016

Campur Aduk

Entah aku ingin nulis apa. Perasaanku hari ini campur aduk. Mulai dari ibuku yang tiba-tiba marah sendiri. Aku yang di omongin gak enak sama tetangga (aku denger dengan jelas, soalnya aku tepat di samping orang itu, dan orangnya tau kalo ada aku di situ. Nyebelin!!),. aku yang keinget sama kejadian beberapa hari yag lalu, aku dihina orang (itu bukan salah ku, aku nyebrang dengan bener kok, dia nya aja yang ngebut). Aku yang iri sama adekku yang masuk SMA favorit. Masa SMP yang suramj, aku yang gak punya temen banyak. fake friend. Aaarrrggghhhh.

aku payah banget! Aku pingin punya temen banyak. Aku pingin punya satu sahabat baik buat aku ajak ngobrol. huuuuh..... Poor girl!!

Selasa, 12 Juli 2016

Lari


Aku suka berlari. Menggerakkan kakiku lebih cepat, melawan angin, dan sampai tujuan lebih cepat. Tapi.. aku selalu lari. Lari dari masalah yang kuhadapi. Menghilang setelah berlari. Membiarkan masalah terselesaikan sendiri.

"Gak baik lari dari masalah" banyak orang bilang seperti itu. Tapi menghadapi masalah, kadang bukan opsi terbaik. Diam dan menghindar menjadi pilihan ketika tak punya jawaban atas pertanyaan. 
Lari dari masalah terlalu sering kulakukan. Aku terlalu takut menghadapi masalah itu sendiri. Aku membiarkan masalah berlalu. Yang akhirnya itu akan menjadi masalah lain dikemudian hari. 

Menyesal. Akhir dari masalah yang tak terselesaikan adalah menyesal. Tak ada kesempatan kedua dalam kehidupan, itu menurutku. ketika menghadapi suatu masalah, kau akan dihadapkan di suatu keadaan yang mengharuskan dirimu untuk bertahan, berfikir, beradaptasi, dan mendapat pengalaman baru. Jika lari, kau tak akan mendapat hal-hal tersebut, yang suatu saat kemudian kau akan menyesalinya 

"Aku ingin kembali ke saat-saat dulu" 
"Andai ada mesin waktu, aku ingin kembali masa itu"
Menyesal setiap saat.

Lari, lakukan ketika suatu keadaan itu sangat mengganggumu. tapi larilah untuk mencari pertolongan. Jangan lari dan bersembunyi. Hadapi masalah semampumu, putar otakmu, gunakan akal mu untuk menyelesaikan masalah itu. Ambil semua hal baru. Yang berguna, yang tak berguna, menyenangkan atau yang tak menyenangkan. karena semua itu penting. Ketika masalah lain hadir, kau tak perlu lari lagi. Ambil semua pengalaman baru dari malah-masalah mu yang lalu. Dan lari lah ketika kau tak mampu. sekali lagi  larilah untuk mencari pertolongan. Jangan lari dan bersembunyi. Hadapi masalah semampumu, putar otakmu, gunakan akal mu untuk menyelesaikan masalah itu. Ambil semua hal baru.

Sabtu, 09 Juli 2016

Bintang Bintang di Langit Desa

Beberapa hari yang lalu...
Bintang di langit desa sangatlah indah. bertaburan di langit menemani bulan sabit. Aku tak punya alat untuk melihat melihat bintang-bintang itu. tetapi mataku masih dapat menangkap gambaran dengan jelas bagaimana indahnya malam ini.
"waah bintangnya bagus ya mbak." kata adikku yang pertama.
Iya, bagus banget, kataku dalam hati. 
aku mengagumi bagaimana langit malam di desa masih belum tercemar polusi cahaya seperti di kota. Di kota aku hampir tak pernah melihat bintang bertaburan seperti di desa. mungkin hanya ada satu atau dua bintang yang paling terang yang pernah kulihat dilangit malam di kota. selain itu aku tak pernah melihat bintang sebanyak di desa.

aku tak bisa membaca rasi bintang, atau membuat pola dari bintang-bintang di langit. meski begitu aku tetap mengagumi betapa bintang-bintang itu sangatlah indah. benar-benar indah. 

Jumat, 01 Juli 2016

Hari ini baik apa buruk?

hari ini adek-adek ku pendaftaran smp dan sma. adikku yang pertama masuk sma favorit dan adikku yang kedua masuk ke smp yang lumayan favorit. aku iri dengan adikku yang pertama karena nilainnya lebih bagus dari aku. entah kenapa aku kecewa. aku dulu ingin sekali masuk sma tapi ternyata aku masuk smk. hmmm... masa smk ku gak seheboh yang ada di buku novel teenlit. aku kecewa dengan masa smk ku. aku ingin masuk sma . sebenarnya pun bisa aja aku masuk sma kalau waktu itu ada yang membantuku dalam merediksikan aku harus masuk mana.

sedangkan adikku ini, aku bisa bantu adikku dalam melihat statistik peminat, nilai terendah dan tertinggi sma. jadi dia bisa memprediksikan masuk sma mana. aku dulu sendiri, terpuruk dengan nilai ku yang pas-pasan. gak bisa masuk sma yang sudah aku pilih meskipun pilihan yang salah.

aku kecewa dan iri....

curhatan hati seorang yang kecewa sedari kecil

Aku yang sedari kecil hidup dengan keserbaadaan. Hidup dengan kesederhanaan, Yang menurutku saat itu mewah sekali. Aku yang anak pertama dari tiga bersaudara. Hidup dengan harapan-harapan besar seorang ayah. 

"nanti kalau besar kamu harus jadi dokter ya nak", berusaha menjadikan aku sebagai produk yang tidak boleh gagal. 

Menanggung tanggung jawab besar. Menanggung beban harapan ayah mulai dari aku kecil. 

"kamu gak boleh kalah sama temanmu nak" menjadikan aku yang kecil dan polos menjadi calon manusia yang tidak mau kalah dan mengalah. 

"kalo kamu masuk kedokteran,..." dengan raut binar seorang ayah, aku tak bisa menolak.

"masa kamu kalah nak sama si ..... berapa nilainya... kamu gak oleh dibawah dia nak" aku mendengarkan.

dan suatu ketika "cita-citamu apa?" dengan cepat aku menjawab "dokter"

aku ingin jadi dokter, aku harus ada di atas teman-temanku. Jangan sampai ayah memarahiku. aku takut Ayah marah.

"kok bisa kamu dapet nilai 7. ayah gak mau tanda tangan.?!" 
"nilai apa ini, ayah gak mau tanda tangan?!"
"hmmm 8 masih kurang ini nak, ayah gak mau tanda tangan?!"
"nilai 9? pasti ada yang dapet nilai seratus kan nak? Ayah gak mau tanda tangan?!"

dan begitulah siklus hidup tanda tangan nilai ulangankku. Ayah berharp aku selalu sempurna, tapi ayah lupa kalau manusia gak ada yang sempurna.

"yah ini caranya gimana?" suatu ketika saat aku tak bisa menjawab tugas rumah ku. 
"cari di buku" jawab ayahku
"yah aku sudah cari dibuku tapi gak ketemu"
"cari lagi, semua jawaban ada di buku, cari sendiri" 

ayah membentuk diriku menjadi seseorang yang mandiri, mencari penyelesaian masalah sendiri.

"yah ini jawabannya apa yah? aku cari di buku gak ketemu"
"cari di buku, jangan tanya-tanya terus." ayah menjawab dengan tegar dan sedikit jengkel karena aku bertanya.


ayah membentuk diriku menjadi takut terhadap ayah ku sendiri, gak berani bertanya lagi dan aku malu setiap ada soal yang susah dan harus bertanya kepada ayah, karena menurutku ayah yang paling bisa membantuku mengerjakan tugas rumah

"wah nak, kalau mau jadi dokter, gigimu harus rata, besok kedokter gigi buat jabut gigi" dan aku hanya diam tak bisa protes. Takut-takut ayah marah. takut bertanya dan pasrah menerima maunya ayah. aku ingin menolak, biarkan gigiku seperti ini. aku gak masalah.


setelah jabut gigi, gigi baru ternyata tidak tumbuh, lobanglah gigiku. ompong?
aku malu.

"gigi mu kemana? hahaha" aku hanya diam

aku malu berkata, aku malu tersenyum lebar, aku malu berbicara dengan orang lain, dan jadilah aku pemalu, jarang berinteraksi dengan orang lain, penyendiri.

_________________________________________________________________________________